Senin, 02 Januari 2012

SELAMAT JALAN IBU SRIAMAH “EMAK’E” TERCINTA

Pada beberapa minggu kemarin kami telah kehilangan bibi tercinta, entah mengapa sebuah kepergian tersebut sangat cepat kami alami. Saya bertanya sendiri dalam hati “Tuhan mengapa Engkau memisahkan kami dengan beliau untuk selamanya...”
Tak ada penyakit yang di derita oleh bibi kami tercinta yang berusia 57 tahun dan tinggal di Blitar tersebut. Pada suatu saat tiba-tiba bibi pingsan tak sadarkan diri sehingga keluarga membawa bibi untuk merujuk kerumah sakit Saiful Anwar Malang. Sebagai bentuk ikhtiar kami, bibi disana dirawat dan diobati dengan maksimal. Terlihat wajah suami atau paman serta anak-anaknya yang datang begitu tidak percaya sama sekali akan hal yang terjadi ini.
Setelah kurang lebih 15 hari bibi dirawat dan diobati tanpa ada perubahan yang lebih baik lagi atau bisa dikatakan mati suri, akhirnya seluruh keluarga sepakat untuk membawa pulang ke Blitar untuk dirawat sendiri dengan alasan beban biaya yang tidak sanggup lagi untuk kita selesaikan. Sesudah beberapa hari dirawat sendiri, saya sebagai keponakan beliau tiba-tiba ingin sekali untuk menjenguk bibi bagaimanakah keadaannya. Namun apa yang terjadi setelah saya melihatnya terbaring dikamar, esok pagi tepatnya pukul 07.00 beliau telah dipanggil Allah SWT.
Sungguh ini kenyataan yang sulit diterima oleh keluarga, tangisan pun pecah setelah bibi menghembuskan napas terakhirnya. Saya juga tak bisa menahan air mata yang keluar ini dalam duka yang mendalam.
Memang beliau adalah pribadi yang teladan bagi kami, dan tak sedikitpun saya melihat beliau marah-marah. Sabar dan sikapnya yang bersahaja membuat kami sangat merasakan kehilangan. Dengan segera kami sekeluarga untuk memandikan jenasah beliau, saya juga disuruh ibu untuk ikut memandikan jenasah beliau sebagai penghormatan terakhir. Saat memandikannya saya memangku bagian kaki beliau dengan posisi duduk, cara memandikan disana memang harus dengan dipangku oleh tiga orang. Selanjutnya jenasah dikafani, disholati dan yang terakhir diberangkatkan menuju  pemakaman untuk dikubur. Seluruh proses berjalan dengan baik yang masih diselimuti duka.
Kami tak henti-hentinya berdoa agar amal dan ibadahnya diterima disisi Allah SWT. Dan kami hanya bisa pasrah menerima semua yang telah terjadi, mungkin Allah mempunyai maksud lain dengan takdir yang telah diberikan kepada kita sekeluarga.
Hidup hanyalah sementara, dengan waktu yang terbatas ini kita harus berbuat yang terbaik dalam hidup kita agar kelak kita mendapatkan tempat yang terbaik di sisiNya.Amin...  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar